Thursday, November 25, 2010

Agama dan Masyarakat


            Dalam kehidupan bermasyarakat, agama merupakan salah satu elemen yang sangat sentral dan vital yang tidak dapt dipisahkan dari masyarakat itu sendiri, karena agama merupakan fondasi awal yang telah ditanamkan kepada masing-masing individu masyarakat. Ini dapat terjadi karena agamalah yang menjadi barometer atau tolak ukur seseorang dalam menjalankan kehidupan sosial di masyarakat. Agamalah yang mengatur dan memiliki peraturan yang berlaku tentang kehidupan, menekankan pada hal yang bersifat normative dan mengarahkan manusia kepada sesuatu hal  yang sebaiknya atau seharusnya dilakukan.
Fungsi Agama
Dari segi pragmatism seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sosial  fungsi agama mempunyai dimensi yang lain, diantaranya:
1.       Memberi pandangan dunia tentang budaya manusia.
Agama dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia sentiasa memberi penerangan mengenai dunia(sebagai satu keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan tentang masalah  ini sebenarnya sukar dicapai melalui indera manusia, melainkan diterangkan melalui falsafah hidup. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahawa dunia adalah ciptaan Allah SWT dan setiap manusia harus mentaati Allah SWT

2.       Menjawab berbagai persoalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.
Persoalan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan persoalan yang sedikit banyak tidak terjawab oleh akal manusia sendiri.Maka disinilah agama berfungsi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

3.       Memberi rasa memiliki kepada sesuatu kelompok manusia.
Agama merupakan satu faktor dalam pembentukan kelompok manusia. Hal ini terjadi karena sistem agama menimbulkan keseragaman yang bukan saja sama, melainkan tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.

4.       Memainkan fungsi pengawas kehidupan sosial.
Agama di dunia selalu mendorong dan menyarankan kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan nilai serta norma yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi sebagai pengawas kehidupan sosial
Masalah fungsionalisme agama  dapat dianalisis lebih mudah pada komitmen. Dimensi komitmen agama menurut Roland Robertson (1984) diklasifikasikan keyakinan, praktek, pengetahuan, pengalaman dan konsekuensi.
1.      Dimensi keyakinan, mengandung arti bahwa orang yang religius akan mengikuti ajaran-ajaran agama yang benar sesuai dengan keyakinannya.
2.      Dimensi praktek, merupakan perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama dalam proses nyata atau dalam hal ini proses ritual.
3.      Dimensi pengetahuan, mengandung makna bahwa orang yang mempunyai pengetahuan tentang ajaran keyakinannya akan dapat memiliki informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan  keyakinannya tersebut.
4.      Dimensi  Pengalaman, mengandung arti jika seseorang secara sungguh-sungguh memiliki keyakinan yang kuat serta menjalankan ritual sesuai dengan keyakinan yang dianutnya maka akan mendapatkan ketinggian spiritual.
5.      Dimensi  konsekuensi
Tingkah laku seseorang yang memiliki komitmen religius, akan berbeda dalam pembentukan pribadinya

Pelembagaan Agama
            Agama merupakan sesuatu yang bersifat universal, abadi, yang mengatur masyarakat dalam semua sendi kehidupan. Jika berbicara tentang pelembagaan agama, ada beberapa  hal yang perlu dijawab, seperti, untuk apa agama ada, unsur-unsur, fungsi, bentuk dan struktur agama.
Kaitan agama dengan masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, diantaranya :
1.      Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nila sakral.
Masyarakat tipe ini kecil,terisolir dan terbelakang.Anggota masyarakat menganut agama yang sama.
2.      Masyarakat-masyarakat Praindustri yang sedang berkembang
Keadaan masyarakatnya tidak terisolasi, perkembangan teknologi lebih tinggi dari tipe yang pertama, agama memiliki arti dan ikatan kepada sistem nilai pada masyarakat.
3.      Masyarakat berkembang.
Agama selalu memberikan petunjuk kepada masyarakat bagaimana selamat di dunia dan di akhirat dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Untuk kepentingan tersebut perlu jaminan rasa aman dan tenang kepada pemeluk agama dalam menjalankan kehidupan beragamanya, untuk itulah agama masuk dalam sistem kelembagaan dan menjadi sesuatu yang rutin. Agama menjadi salah satu aspek kehidupan semua kelompok sosial , merupakan sesuatu yang menyebar mulai dari bentuk perkumpulan manusia, keluarga, kelompok kerja yang dalam beberapa hal penting bersifat keagamaan.
Lembaga-lembaga keagamaan pada puncaknya  berupa peribadatan, pola ide-ide dan keyakinan-keyakinan dan terkadang muncul berupa organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah,NU, dll. Pelembagaan agama itu sendiri  pada puncaknya terjadi pada tingkat intelektual, tingkat pemujaan(ibadat) dan tingkat organisasi.

Agama,Konflik  dan Masyarakat
            Agama merupakan sendi dasar dalam kehidupan. Didalamnya terdapat aturan dan norma-norma yang harus diikuti dan dipatuhi oleh penganutnya, Namun jika kita membaca di surat kabar atau mungkin melihat di televisi,  kita melihat banyak konflik yang terjadi di dalam masyarakat kita yang didasari oleh perbedaan pola pandang dalam kehidupan beragama.masing-masing mempertahankan argumentasinya bahwa ritual kelompok merekalah yang benar dan kelompok yang lain salah, yang akhirnya membawa kerugian bagi masyarakat itu sendiri. Bukankah jika kita ingin mengkaji lebih dalam lagi bahwa sesungguhnya agama selalu mengajarkan kita akan arti “Kasih Sayang”.

Daftar Pustaka :
1.      Buku ISD, Harwantiyoko dan Neltje F Katuuk
2.      http://ms.wikipedia.org/wiki/Agama



No comments:

Post a Comment