Friday, November 19, 2010

Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan

Ilmu pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan, kata-kata yang sangat lazim didengar oleh telinga kita. Dengan berkembangnya zaman tentu akan berkembang pula Ilmu Pengetahuan. Pun dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan maka akan berkembang pula Teknologi di masyarakat.Namun berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tidak di ikuti dengan perkembangan pendapatan, karena kita masih dapat melihat angka kemiskinan yang besar di masyarakat. Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan seakan menjadi tiga elemen yang tidak dapat dipisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi, interelasi dan interdepensi dan ramifikasi (percabangan).
Ilmu Pengetahuan
Jika berbicara tentang ilmu pengetahuan, maka kita berbicara tentang dua definisi  yang mempunyai Identitas masing-masing. Banyak definisi yang berkembang jika kita berbicara tentang definisi ilmu pengetahuan, namu jika dapat disimpulkan dari para ilmuwan yang mengemukakan definisi ilmu pengetahuan dapat ditarik garis besar tentang definisi Ilmu Pengetahuan, yaitu  suatu proses pemikiran  dan analisis yang rasional, sistimatik, logik dan konsisten.
Untuk mencapai  suatu pengetahuan yang ilmiah dan objektif, diperlukan sikap yang ilmiah pula. Sehingga ilmu itu benar-benar bersifat objektif dan lepas dari prasangka  subjektif. Sikap yang bersifat ilmiah itu meliputi 4 hal, yaitu :
1.      Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih, sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yan objektif.
2.      Selektif, artinya mengadakan pemilihan  terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada.
3.      Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tidak dapat di ubah maupun terhadap alat indera dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
4.      Merasa pasti bahwa setiap pendapat,teori, maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk di buktikan kembali,
Teknologi
Sama halnya dengan definisi Ilmu pengetahuan, banyak ilmuwan yang mendefinisikan tentang teknologi. Menurut Taufik (BPPT)  pengertian umum  Teknologi sebagai  sehimpunan cara, peralatan, metode, informasi, dan pengorganisasian yang dimanfaatkan untuk menghasilkan produk (barang dan/atau jasa) atau secara umum untuk memecahkan persoalan tertentu (menjawab persoalan pragmatis), berlandaskan kaidah keilmuan. Dengan demikian, teknologi menunjukkan tekanan pada sisi pragmatis dalam konteks tujuan tertentu atas dasar pengetahuan yang melatarbelakanginya. Teknologi memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat dalam sebagai hal yang impersonal dan memiliki otonomi menubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis.
Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki beberapa ciri, diantaranya :
a.       Rasionalitas, artinya tinakan spontan diubah menjadi pemikiran rasional.
b.      Artifisialitas, artinya membuat suatu buatan tidak ilmiah.
c.       Otomatisme, artinya setiap metode dilakukan secara otomatis.
d.      Teknis berkembang pada suatu kebudayaan.
e.       Monisme, artinya semua teknik saling besatu, berinteraksi dan saling bergantung
f.       Universalisme, artinya teknik dapat melampaui batas kebudayaan dan ediologi.
g.      Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip sendiri.
Dewasa ini berkembang  apa yang disebut Teknologi  Tepat Guna, yaitu pengembangan teknologi yang sesuai dengan budaya  dan geografis masyarakat, yang menggunakan teknologi dalam proses produksinya untuk menghasilkan barang kebutuhan dasar dan bukan barang objek ketamakan.
Namun Teknologi Tepat Guna sering tidak berdaya menghadapi Teknologi Barat yang  masuk dengan ditunggangi oleh segelintir kelompok bermodal besar. Ciri-ciri Teknologi Barat adalah :
1.      Serba Intensif dalam segala hal.
2.      Melestarikan sifat ketergantungan
3.      Menganggap dirinya sebagai pusat
Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Nilai
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral. Penerapan Ilmu pengetahuan khususnya teknologi sering tidak memperhatikan maslah moral, nilai dan segi-segi manusiawinya.Di dalam masyarakat kita terdapat dua perdebatan tentang ilmu pengetahuan dan nilai, yaitu yang menyatakan ilmu bebas nilai dan yang menyatakan ilmu tidak bebas nilai. Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ontologism, epistemologis, dan aksiologis.
Epistomologis merupakan cara  materi ilmu pengetahuan diperoleh dan  disusun menjadi pengetahuan.Ontologis merupakan pengkajian pengetahuan dan Aksiologis merupakan asas penggunaan ilmu pengetahuan.Ketiga komponen ini sangat erat kaitannya dengan nilai atau moral.
Komponen Ontologis menafsirkan realitas yang ada artinya ilmu harus bebas dari nilai-nilai yang sifatnya dogmatig.Komponen epistomologis berkaitan dengan nilai atau moral pada saat proses  logis, hipotesis dan verifikasi.Komponen Aksiologis lebih lengket lagi dengan nilai atau moral yang artinya  ilmu harus dimanfaatkan dan digunakan untuk kepentingan dan kemaslahatan manusia.Ilmu bukanlah tujuan tapi merupakan sarana untuk meningkatkan taraf hidup manusia.
Kemiskinan
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untak memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari fihak lain yang membantunya.
Lebih lanjut, garis kemiskinan merupakan ukuran rata-rata kemampuan masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum. Melalui pendekatan sosial masih sulit mengukur garis kemiskinan masyarakat, tetapi dari indikator ekonomi secara teoritis dapat dihitung dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendapatan, dan pengeluaran.
Atas dasar ukuran ini, maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1.      Tidak memiliki faktor produksi sendiri.
2.      Tidak memiliki asset produksi dengan kekuatan sendiri
3.      Tingkat pendidikan yang rendah
4.      Lebih banyak tinggal di daerah pedesaan sebagai tenaga lepas.
5.      Tidak mempunyai keterampilan.
Kalau kita menganut Teori Fungsionalis dari statifikasi (Davis), maka kemiskinan memiliki sejumlah fungsi, diantaranya :
1.      Fungsi Ekonomi
Yaitu penyediaan tenaga untuk pekerjaan tertentu.
2.      Fungsi Sosial
Yaitu menimbulakan kebaikan spontan dan perasaan.
3.      Fungsi Kultural
Sumber inspirasi  kebijaksanaan teknokrat  dan sastrawan agar mengayomi sesama manusia.
4.      Fungsi Politik
Berfungsi sebagai kelompok marginal yang bersaing dengan kelompok yang lain.
Meskipun kemiskinan mempunyai fungsi bukan berarti kita menyetujui lembaga tersebut, oleh karena kemiskinanan  berfungsi maka harus dicarikan fungsi lain sebagai pengganti
Daftar Pustaka :
1.      Buku ISD, Harwantiyoko dan Neltje F Katuuk
2.      Wikipedia.org
3.      Scribd.com

No comments:

Post a Comment